Raila masih membiarkan Dani yang memeluknya erat. Ya, ia tidak munafik jika dirinya memang sangat merindukan wangi pria yang saat ini masih betah menghirup aroma tubuhnya. Eh, bentar! Dani menghirup aroma tubuhnya? Yang berkeringat ini? Well, yang - lo tahu lah - bau ketek ini? Raila mendorong Dani, dan.... Duk!!! Argh!!! Sial! Ia terjatuh dari bangku tempatnya duduk. Ia menatap sekeliling. Orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh. Lalu, mana Dani? Raila celingukan sambil meringis. Kampret! Ternyata cuma mimpi! Perut lapar malah membuatnya tidur seperti ini. Atau karena lelah? Ya, bisa jadi. Lapar pun masih bisa tidur. Raila mengusap bokongnya yang jatuh terjerembab. Ia mendumel kesal, lumayan sakit. Ah, ia baru ingat! Sebelum ketiduran, tadi ia sedang membuka ponsel. Dan terakhir