Raila meletakkan tas gendongnya di dalam sebuah kontrakan mungil. Yah, di sinilah ia berada. Masih di kota metropolitan dengan kemacetan yang menjadi ciri khasnya. Awalnya ia sangat buntu. Tak tahu harus pergi ke mana. Beruntung, Satria mau menolongnya. Ya, pria itu memberikan pinjaman sejumlah uang. Meski awalnya Satria bersikeras memberikannya uang, tapi Raila tak mau aji mumpung. Ia juga tak mau merepotkan Satria hingga membuat pria itu berharap lebih. Raila tetap menghitung pemberian Satria sebagai hutang yang harus ia bayar. Semoga saja, awal bulan ini, kantor Dani masih sudi menggajinya. Hingga ia tidak kesulitan. Ya, setidaknya sampai ia dapat pekerjaan baru lagi. Kontrakan ini meski kecil, tapi cukup nyaman untuk dirinya tinggal. Harganya juga murah. Walau ia harus menimba air su