Di rumah sakit, Yuni masih duduk di kursi tunggu yang ada di luar kamar Wira. Di sebelahnya Arman duduk dengan pikiran gamang. Ia sudah lelah menasehati istrinya, dan kini istrinya terlihat begitu menyesal. Dengan sinis, ia menoleh pada Yuni. "Yuni, kamu benar-benar sudah sadar dengan perbuatan kamu selama ini?" tanya Arman. Yuni mengangguk pelan. "Aku udah jahat sama Wira dan istri-istrinya. Aku udah minta maaf. Papa harus bantu Wira nyari Mia. Aku nggak mau Wira kenapa-kenapa kalau dia nggak ketemu lagi sama Mia, Pa." "Papa juga udah bantu nyari Mia. Tapi memang nggak banyak petunjuk. Kita juga nggak bisa lapor polisi karena akan ada gosip yang tidak-tidak di perusahaan jika berita hilangnya istri Wira tersebar," kata Arman penuh sesal. "Tapi ... Papa bisa bayar orang untuk melacak M