Ketika Mia terbangun keesokan harinya, Wira masih tidur juga di sebelahnya dengan lengan melingkar di perutnya. Mia tersenyum tipis seraya mendekatkan tubuhnya ke tubuh Wira yang hangat. Sontak, pria itu bergerak dan memeluknya lebih erat. "Kamu udah bangun, Mi?" tanya Wira dengan suara serak khas bangun tidur. Mia mengangguk pelan. "Udah, Om. Aku mau sarapan di bawah nanti." "Kamu udah lebih sehat?" tanya Wira seraya membuka mata. "Udah kok, aku udah ngerasa sangat baik," jawab Mia sungguh-sungguh. "Tapi aku kuliahnya sekalian Senin aja, Om." "Oke. Kamu memang harus istirahat di rumah dulu. Aku yang harus ke kantor hari ini. Nggak papa, 'kan?" "Nggak dong, kan di rumah ada para bibi juga," ujar Mia. "Bagus. Sekarang ... kita bangun?" Wira mendudukkan dirinya lalu meregangkan otot t