54 – Satu Urusan Beres

1892 Kata

Azri menarik-narik tangan Kamala, tidak sabar untuk segera masuk, tapi Kamala masih menatap Kamil ragu. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, sampai Kamil mau mengantar mereka ke rumah sakit untuk menjenguk Airlangga. Padahal ia tahu sendiri, Kamil orang yang paling menentang mereka bertemu satu sama lain. “Tiga puluh menit, tidak kurang, tidak lebih. Nanti Abang jemput di depan sini, tepat waktu,” ujar Kamil dengan ekspresi datar. “Jangan besar kepala. Ini karena mbakmu, jadi Abang setuju. Kalau saja tidak mengiyakan ucapannya, mungkin kalian tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah sakit ini.” “Terima kasih,” ucap Kamala lirih. Matanya berkaca, tapi berusaha ditutupi dengan senyuman. “Kami ... masuk ke dalam, Abang. Bilang ke Mbak Moa, terima kasih banyak. Mala sama Azri pasti tepat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN