Bab 16. Kegilaan Davian

1120 Kata

Hari-hari Senja menjadi lebih kelam dari sebelumnya. Wanita yang hampir saja merasakan kebahagiaan itu harus menahan sakitnya pernikahan dengan suami yang menganggap dirinya sebagai alat pemuas nafs* dan digunakan ketika butuh. Tapi disaat pria itu mempunyai cinta, dia justru memberikannya kepada wanita lain. "Apakah belum puas?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir Senja sesaat setelah Davian merenggut kenikm*tan dari dirinya. Pria itu seperti biasa, meninggalkan uang sebagai bayaran atas jasa Senja yang membuat wanita itu begitu nyeri perasaannya. "Bukankah aku sudah mengatakannya, aku tidak akan puas sebelum air matamu itu habis," sahut Davian dengan senyuman sinisnya. Senja mengigit bibirnya, batinnya sungguh ingin menjerit akan perlakuan Davian ini. "Lepaskan aku," pinta Sen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN