Davian mengangkat tangannya saat Senja ingin berbicara. Wajah pria itu tampak sangat dingin dan tak tertebak. Hal itu tentunya membuat Bianca merasa menang. Kini dilihatnya Davian perlahan-lahan mendekati istrinya, Bianca sudah sangat yakin jika Davian pasti akan memarahi wanita itu karena berani membuatnya menangis. "Hahaha, lihat saja nanti. Kak Davian pasti akan membelaku, dia pasti akan memarahi istrinya yang menyebalkan itu," batin Bianca ingin sekali bersorak heboh. Senja sendiri sudah sangat takut, tampang suaminya terlihat sekali sedang menahan amarah. Ia tidak berani mengatakan apa pun, lebih baik ia mengalah saja. Lagipula untuk apa tadi ia meladeni keinginan Bianca yang kekanak-kanakan. "Kamu pasti capek, istirahat ya," ujar Davian dengan lembut mengelus lengan istrinya. Uca