Jantung Rima berdetak dengan kencang dan ia mengabaikan tatapan sedingin es itu padanya ketika melewatinya. Rima segera mengalihkan pandangannya dan ketika ia rasa punggung Ibra telah pergi menjauh darinya, ia segera mengangkat wajahnya lalu bernapas dengan lega. "Astaga Rim, itu yang namanya Pak Ibra, selama ini beliau berada diluar negeri dan setelah pulang kenapa tambah ganteng banget ya Rim," ucap Ida dan setiap kali ia melihat Ibra ia selalu merasa Ibra sangat tampan dan menawan. "Ganteng kalau nggak ramah buat apa," ucap Rima dan jujur saja ia tidak pernah melihat wajah tampan itu tersenyum. Apalagi kehidupan Ibra seolah penuh misteri, ia bahkan tidak tahu apapun tentang Ibra dan ia sebenarnya ingin segera mengakhiri hubungannya dengan Ibra tapi sepertinya sulit. 'Lama-lama aku b