BAB 57 ERIC

705 Kata

Beberapa bulan paska operasi. Eric masih belum mau berhenti memukuli samsak di ruang gym-nya yang sudah lebih dari satu tahun ini tidak pernah dia singgahi. Di antara deru nafas, tendangan, dan pukulan yang bertubi-tubi juga terdengar suara dencitan ujung sepatunya yang sudah ikut licin karena peluh keringat yang menetes ke lantai vinyl. Eric masih belum mau berhenti terus memukul dan menendang samsak hingga nafasnya tersengal dan dadanya semakin memanas hingga rasanya hampir ingin meledak. Bukan hanya penghianatan yang sedang ia benci, dan juga bukan hanya sikap pengecut ayahnya saja yang sedang membuatnya murka. Jika ada kepala yang ingin ia ledakkan, jika ada leher yang ingin dia patahkan, tak lain itu adalah kepala ayahnya sendiri. Tapi sepertinya memang tetap bukan hanya perkara itu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN