Ravi "Kok cepet-cepet mas?" Tanya Risa ketika melihatku grusa-grusu merapikan meja. " Aku lupa kalau ada janji sama Ivi. Gara-gara tadi dipanggil Prof Arnold, aku keasikan ngobrol sama beliau sampai lupa waktu. Jarang-jarang beliau ada di Indonesia, jadi nggak kerasa." Aku menyampirkan jas putih kebangganku lalu pamit sama Risa yang sedang duduk sambil mengunyah roti coklat. " Balik dulu ya Ris." "Iya, hati-hati. Awas kalau Mbak Ivi ngamuk bakal susah dijinakkan." Aku berhenti sejenak. " Biasanya diapain kalau Ivi lagi ngamuk?" " Nggak tahu. Mbak Ivi nggak pernah ngamuk kalau sama aku. Dia sering ngamuknya sama Mas Juna, tapi itu dulu. Itu Mas Juna sih yang bilang kalau sekali Mbak Ivi ngamuk susah dijinakkan." " Hm, ya udah. Nanti aku lihat dulu dia ngamuk apa enggak. Bye Ris," "