Ravi
Aku merasakan pipiku sedikit panas karena terkena sinar matahari dari celah jedela yang sedikit terbuka. Aku mengerjapkan mataku berkali-kali untuk mengumpulkan kesadaran.
" Vi?" Lirihku sambil menepuk tempat tidur bagian samping. Kosong.
" Ivi?"
Aku bangun lalu celingukan mencari Ivi.
Dikalikan negatif mas.
Hal yang pertama kali aku ingat ketika sepenuhnya sadar adalah kata itu. Hah, yang semalem cuma mimpi?
" Hai mas, udah bangun?" Aku menoleh ketika Ivi datang membawa segelas s**u coklat untukku. Dia tampak sudah segar, sepertinya sih sudah mandi.
" Vi, aku mimpi bagus banget semalem."
Aku nggak yakin untuk mengatakan ini. Semalam rasanya nyata banget waktu Ivi keluar kamar mandi lalu memberi tahu kalau dia positif hamil, meski sebelumnya dia sempat mengerjaiku.
" Oh ya?
