Kaizen membaca pesan yang baru saja dikirimkan oleh Anderson. Matanya hanya menatap layar tanpa ekspresi. Tanpa membalas pesan itu, dia mengalihkan pandangannya kembali ke arah Sea sambil melanjutkan sarapannya. “Hari ini libur. Kamu ingin pergi ke mana?” tanyanya di sela suapannya. “Bibi Valen mengajakku ke rumah nenek. Belakangan ini kakinya semakin sakit. Kemarin dia bahkan sempat kesulitan berjalan,” jawab Sea. “Dokter Andrew belum memeriksa?” “Sudah. Dia memberikan obat juga, tapi belum mempan. Katanya, nenek perlu diperiksa lebih lanjut. Aku berencana ikut menemani.” Kaizen mendesah pelan. “Kamu hamil, Sayang. Perutmu sudah besar.” Sea tertawa kecil. Suaminya terlalu posesif sekarang. “Hei, aku tidak pergi sendiri. Ada Bibi Valen, kok. Sierra juga ikut. Bulan lalu dia membawa t