Bab 40. Keputusan

1100 Kata

Malam semakin larut, Mirza belum pulang juga. Dia sedang menjagai ayahnya yang saat ini berada di rumah sakit. Yumi masuk ke toilet untuk mencuci mukanya. Dari dalam toilet, dia mendengar langkah kaki masuk dan membuka pintu. Dia tak ingin keluar dulu, sempat merasa bersalah telah membuat pria itu bersedih sebab penderitaan ayahnya. Tak lama, Yumi keluar dari toilet dan melihat Mirza berbaring di kasur. Matanya terpejam, tapi air matanya mengalir dari sisi samping meski lengannya diletakkan di dahi. Yumi tidur di sebelahnya dengan memandang wajah sendu Mirza. Melihat air mata sang suami, jemari Yumi menghapusnya. Mirza membuka matanya dan melihat Yumi di hadapannya. "Apa yang kamu lakukan? Belum puaskah?" seru Mirza, memekik. Tanpa suara. Yumi menarik bahu Mirza, membiarkan pria itu m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN