Nadira meletakkan ponsel di atas meja setelah percakapan singkatnya dengan Pamela, lalu sejenak memandang ke luar jendela kantornya. Pikirannya berputar, menimbang-nimbang langkah selanjutnya. Dia tahu bahwa situasi ini semakin rumit, dan dia butuh bantuan seseorang yang bisa dia percayai sepenuhnya. Tanpa ragu, dia meraih ponsel lagi dan menghubungi Yehuda. Telepon berdering beberapa kali sebelum akhirnya tersambung. Suara berat Yehuda terdengar dari seberang, penuh dengan kehangatan. “Halo, Sayang..” Nadira tertegun, panggilan sayang ini.. Yehuda mengucapkannya dengan lancar dan santai, tapi d**a Nadira berdebar keras mendengarnya. Untuk menenangkan diri, Nadira menghela napas panjang beberapa kali. "Nadira, ada apa? Kamu terdengar cemas. Apa semuanya baik-baik saja?" Yehuda me

