Ini bukan pertemuan yang ia bayangkan. Ini jebakan—jebakan yang sangat berbahaya. Ferdinand Randal melihat kedatangan Nadira. Dengan dramatis dia menatap Nadira dengan senyum liciknya, bibirnya menyeringai sinis. "Ah, Nona Rodin. Tepat waktu seperti biasanya. Kupikir kau akan terlambat," ucap Randal sambil sedikit menggerakkan pistolnya, namun tetap menodongkan ke arah Yehuda. Nadira mencoba mengatur napasnya, tapi kesulitan. Matanya bergantian memandang Yehuda dan Randal, kebingungan dan ketakutan menyelimuti dirinya. "Apa yang terjadi di sini?" suaranya sedikit bergetar, tapi tetap tegas. Yehuda hanya diam, namun matanya terfokus penuh pada Randal. Nadira dapat merasakan ketegangan di tubuh Yehuda, seolah-olah ia siap untuk bertindak kapan saja. Tangannya yang memegang pistol se

