“Hidup kamu tampak begitu tenang dan damai. Rumah tangga kamu juga nggak dibebani sama Keluargamu. Kadang aku kepengen banget jadi sebatang kara,” ucap Hera lirih. “Jangan bicara seperti itu Kak Hera. Nggak punya Orang tua lagi itu sedih sekali. Lihat saja bagaimana Kak Bobby dan semua Adiknya sepeninggal Papa dan Mama,” kata Cleo pelan. Hera menghela napas panjang dan menahannya beberapa saat sebelum mengembuskannya dengan amat pelahan. “Dulu memang aku berpikir bahwa Mas Bobby sudah selayaknya mendapatkan bagian terbesar dari peninggalan Orang tua. Iya dong. Dia yang bekerja paling banyak. Dia yang paling tua juga. Anak lelaki, pula. Dan maaf ngomong, dia kan Anak kandung.” Cleo sampai menahan napas mendengarnya. Dia sungguh bersiap-siap, setelah ini pasti akan ada bagian yang lebih