“Seberat itukah menerimaku lagi, Sha?” lirih Samuel yang masih berusaha melindungi Tisha dengan tubuhnya. Samuel tahu betul, jika rasa percaya yang Tisha miliki untuk dirinya sudah memudar, bahkan tidak bisa lagi kembali utuh seperti sebelumnya. Ia harus berusaha lebih lagi, demi mengembalikan rasa percaya gadisnya itu untuk dirinya. Melihat Tisha yang tidak merespon dirinya, terlebih lagi bahunya yang naik turun menandakan jika gadisnya tersebut menangis dalam diam. Lantas Samuel mendekatkan tubuhnya untuk kemudian memeluk Tisha dari samping. Ia tidak kuasa melihat gadisnya menangis karena dirinya. “Maafkan aku, Sha. Aku tidak akan memaksamu lagi,” ucap Samuel semakin mengeratkan rengkuhan tangannya pada bahu Tisha. Sedang Tisha semakin menumpahkan perasaannya yang dia sendiri tidak