“Maaf, Pak. Saya harus segera balik ke ruangan saya. Jam istirahat sudah usai,” ucap Killa dengan alasan yang sedikit bodoh menurutnya. Kenapa hanya kalimat itu yang keluar dari mulutnya, sementara ia baru saja mengetahui sebuah fakta jika pria yang tengah memeluk dirinya saat ini ialah bosnya sendiri. “Ah, iya … saya lupa kalau Bapak atasan saya,” lanjut Killa kemudian dengan nada yang penuh dengan kekecewaan. Membuat Kristan semakin merasa bersalah. “Aku bisa jelaskan semuanya, Kill. Aku tidak bermaksud untuk membohongi dan menyiksamu dengan semua pekerjaan yang memang denga sengaja aku berikan padamu. Itu semua aku lakukan agar kamu selalu berada dalam radar pandanganku saja.” Jelas Kristan mengenai sikapnya yang selalu saja membuat Killa sering lembur. Killa hanya tersenyum miris.