“Sayang … tenangkan dirimu terlebih dulu. Apa yang kamu bicarakan? Kami tidak mnegerti,” ujar seorang wanita paruh baya. Mungkin seumuran dengan mama Ayu. Meskipun kecantikan mereka memiliki khas tersendiri. Nsmun, Samuel tidak menghiraukannya begitu saja. Pria itu dengan langah yang pasti dan tatapan yang penuh dengan kebencian, membawa langkahnya menuju salah satu di antara mereka. Dengan amarah yang mengendap di hatinya, tangan Samuel meraih kerah kemeja orang yang ada di hadapannya saat ini. “Apa aku perlu mengotori tanganku sendiri untuk membersihkanmu? Hmmm?” tatap Samuel tajam. Cengkeraman yang semula di kerah baju, kini berubah di leher pria itu. Hingga pria itu merasa kesulitan hanya untuk mengambil oksigen melalui hidungnya. Tentu saja, semua orang yang melihat adegan itu,