“Apa maksudmu, Sha?” tanya Samuel seraya menatap lekat mata Tisha dan tangannya semakin merengkuh pinggang Tisha. “Kenapa Kak Sam begitu yakin kalau aku bakal mau sama Kak Sam?” Tisha mengulang kembali pertanyaannya pada Samuel, yang sebenarnya pria itu paham betul apa yang telah ia lontarkan. “Sha … memangnya masih kurang apa lagi? Kita sudah melakukannya, kan? Aku mau sama kamu, Sha. Hanya kamu yang cocok untuk menjadi pendamping, juga ibu dari anak-anakku nantinya,” jelas Samuel. Rasa takut akan Tisha meninggalkan dirinya pun mulai menggerayangi pikiran Samuel. Ia tidak akan sanggup jika harus kehilangan Tisha untuk kedua kalinya. Padahal dirinya sudah melakukan semua ini demi menjerat gadisnya, namun kenapa masih belum berhasil juga. Tisha terdiam tidak mengeluarkan suaranya ke