Samuel keluar dari dalam mobil, dengan senjata api yang sudah siap meluncurkan timah panasnya yang ia simpan di belakang tubuhnya. “Wah … wah … siapa ini yang datang ke wilayah kita?” tanya salah satu dari kelompok orang yang berda di depan Samuel yang berjarak sepuluh meter saja dari Samuel. Orang itu seolah mengejek Samuel yang telah berani datang ke wilayah mereka. Sedangkan Samuel bersikap tenang. Menatap wajah mereka satu persatu seraya melirik ke arah samping. Waspada akan orang yang menembakkan anak panah tadi kepada mereka. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Samuel sudah bisa menemukan orang yang membawa busur panah tersebut. Ternyata mereka ini selain main keroyokan, rupanya juga tidak pandai bersembunyi dari mata elangnya. “Serahkan Nona mudamu yang berada