*Mikayla pov
Jerk! Lihatlah dimana aku sekarang? Pagi pagi sekali Alfath menjemputku bahkan membangunkanku dengan melumat bibirku dan tentu saja aku langsung mendorongnya dan terbangun. Menyebalkan bukan?
Aku didalam mobil mahalnya sekarang. Duduk dan menatap luar jendela. Canggung dan kaku, aku tidak mengerti kenapa dia mau menikahiku. Itu tidak ada untungnya untuknya, pasti karna aku adalah gadis yang penurut? Sehingga dia bebas bersama gadis lain saat sudah menikah denganku? Apalagi dia suka sekali menyetubuhiku. Pria sepertinya memang banyak! Dasar!
"Aku tidak mau menikah" entahlah kenapa tiba tiba aku mengatakan hal tersebut. Kulirik kearah samping rahang kokoh Alfath mengeras, dia akan marah.
Ckitttt!
Mobil tiba tiba berhenti membuatku membentur bagian depan mobil. Aku mengelus dahiku karna sakit dan tiba tiba Alfath berteriak dengn membanting setir. Jujur itu membuatku terkejut setengah mati.
"Kau menolakku hah!" Teriaknya dan jujur saat ini aku takut.
"B..bukan begitu.. a..aku belum siap menikah muda" ucapku bergetar takut. Aku meremas sabuk pengaman karna gugup mendengar teriakannya itu.
"Kau mau menunggu apa lagi! Kau mau hamil dulu baru menikah? Aku sudah menanamkan benihku padamu bodoh!" Teriaknya keras.
Brengsek! Pria b******k! Aku lupa membeli pil untuk mencegah kehamilan. Aku pastikan sepulang dari mansionnya aku akan membeli pil tersebut. Aku tidak mau mengandung anaknya, aku bahkan belum tahu dia mencintaiku atau tidak bukan? Yang kutahu dia penggila s*x.
"Bodoh katamu! Yak pria b******k! Kalau kau tidak memperkosaku aku tidak akan mau melakukan s*x dengan pria iblis sepertimu! Kau penggila s*x b******k!" Teriakku karna kesal dia mengataiku bodoh. Tapi tanganku masih erat menggenggam sabuk pengaman.
"b******k? Kau mulai berani padaku? Lihat saja apa yang terjadi padamu sebentar lagi! Kau harus dihukum!" Bentaknya.
Mendengar bentakannya membuatku beringsut takut. Aku semakin erat menggenggam sabuk pengaman. Mobilnya melaju dengan sangat cepat. Itu membuatku harus memejamkan mata. Alfath benar benar pemarah -_- aku membencinya! Kakiku bergetar hebat karna laju mobil ini begitu cepat.
"Alfath.. jangan cepat cepat aku takut." Ucapku tapi tidak ia perdulikan. Dia tetap saja menatap lurus kedepan dengan rahang yang masih mengeras. Aku menyesal membuatnya marah. Dia pria pemarah keras kepala penggila s*x! Jerk!
Kami sampai didepan sebuah mansion yang bertuliskan Xaviar Mansion. Mansion tersebut sangat besar layaknya istana. Aku masih takut akan kejadian tadi hingga aku terdiam memperhatikan kemewahan mansion dan duduk menggenggam sabuk pengaman. Kakiku masih bergetar hebat.
Pintu terbuka, Alfath sudah ada diluar dengan membuka pintu. Dia melepas sabuk pengamanku dan menarik tanganku untuk keluar. Karna kakiku masih bergetar dan lemas aku terjatuh dihalaman depan mansion tersebut. Alfath berdecak, ia menggendongku ala bridal style dan langsung memasuki mansionnya. Didalam sudah ada pelayan yang menyambutnya dan itu membuatku malu berada digendongannya. Kukalungkan tanganku pada lehernya dan menyembunyikan wajahku pada lehernya, aku bisa mencium dengan jelas parfumnya tersebut.
"Jika ada paman Geka datang, katakan padanya aku masih menghukum calon istriku. Jangan ganggu aku sampai aku keluar." Ucapnya pada para pelayan, mereka mengangguk. Oh tuhan apa yang akan dia lakukan? Aku semakin mempererat rangkulanku padanya. Dia menaiki tangga dan masuk pada sebuah pintu yang bertuliskan "Alfath Room" jangan katakan dia akan memperkosaku lagi?
"Alfath kau mau apa?" Tanyaku takut takut.
"Menghukummu!" Tekannya. Dia memasuki pintu dan menguncinya. Dia melemparku diatas ranjang dan langsung menindihku.
"Jangan lakukan itu! Kau sudah melakukannya kemarin." Lirihku menahan dadanya.
"Aku tidak perduli!" Balasnya datar. Dia mendekatkan wajahnya hendak mencium bibirku tapi aku memanglingkan wajahku hingga bibir tebalnya menyentuh pipiku.
"Jangan Alfath.." ucapku lagi.
"Kau bilang aku penggila s*x bukan?"
"Maafkan aku.." ucapku menatap matanya
"Maafmu diterima setelah aku puas."
krek!
lagi lagi dia merobek bajuku! apa tidak bisa membukanya dengan pelan? kenapa dia kasar sekali?
"Aku mohon maafkan aku dan lupakan ucapanku. Aku.. aku siap menikah denganmu. Jangan lakukan sebelum kita menikah. dan.. di sana masih sakit Al. Kumohon.." ocehku menatap matanya sendu, berusaha merayu Alfath .
"Tidak bisa."
cup
dia mengecup bibirku
- To be continue -