08 - Pink Soft Syal

1289 Kata
*Alfath pov Puas, satu kata itu yang ada di dalam fikiranku karna sudah menikmati tubuh gadisku. Dia tidak melawan seperti sebelumnya. Betapa puasnya bukan? Dia berada disampingku, lebih tepatnya berada dipelukanku dengan tubuh kami yang sama sama lelah dibalik selimut. Dia memejamkan kedua matanya tidur dilenganku. Aku dan dia sama sama saling berhadapan. Hari sudah berganti sore. Pasti Mama key sudah pulang. Aku tidak mau dicap buruk karna sudah meniduri anaknya ini. "Key.." panggilku pelan, key menggeliat. Dia membuka matanya dan menatapku. Oh imutnya dia. Aku ingin menciumnya saat ini. Apalagi saat ia menunjukkan ekspresi kagetnya. "Mandilah, dan tutupi lehermu itu. Aku tidak ingin mamamu tahu." Ucapku terkekeh geli. "Aku akan adukan kepada mama." Balasnya dan aku langsung menjitak kepalanya itu hingga ia meringis. "Aku akan mengunjungimu setiap hari kalau kau berani menjelekkanku di depan mertuaku" ancamku dan dia hanya diam mengerucutkan bibirnya yang sudah kulumat berkali kali itu. "Kau memang pria breng hmfftp" kukecup sekali lagi. Agar dia diam. Aku lelah mendengarnya mengoceh. "Jangan melawanku! Aku tidak suka. Kau mandilah. Aku akan kebawah untuk menemui mama."  Key menunjukkan ekspresi kesalnya sedetik setelah kuberi ucapat tajam. Ia turun dari ranjang. Gadis itu menutupi tubuhnya dengan selimut dan berjalan menuju kamar mandi. Menuruti ucapanku. Sedangkan aku, aku memakai bajuku lagi. Merapikan rambutku dengan sisir pink mikayla. Senyum tidak berhenti terukir di bibirku. Gadis itu akan menjadi milikku. Aku mencintainya, tapi tubuhnya sudah seperti candu bagiku. Obsesi? Cinta? Aku tak bisa membedakan keduanya. __________ Aku dan mikayla duduk berdampingan di kursi makan. Mama key dan adiknya delisa menyiapkan makan malam untukku. Entah kenapa mama key begitu baik. Sudah lama aku merindukan kehangatan seorang ibu. "Nak Alfath, anda silahkan menikmati makanannya. Ini saya sendiri yang masak" ucap Mama Mikayla yang terlihat formal berbicara padaku. Itu membuatku canggung. "Terimakasih Bibi, hanya saja jangan berbicara formal denganku. Kita akan menjadi keluarga bukan?" Balasku menggaruk tengkukku yang tidak gatal merasakan canggung. "Benar ma, tidak usah bicara formal pada pria ini. Dia itu sedikit gila." Ucapan key membuatnya mendapat tatapan tajam dari mamanya sendiri, dan itu membuatku tersenyum lucu. "Key! Dia itu calon suamimu. Kau tidak boleh mengatainya seperti itu" oceh mama Mikayla. "Iya ma maaf, key hanya kesal padanya saja." Balas gadisku ini menyuapkan potongan daging masuk kedalam mulutnya. "Tidak apa bi. Dia gadis lucu dengan ocehannya itu." Ucapku mengelus puncak kepalanya. "Bibi heran pada key, kenapa dia tidak bilang kepada mamanya kalau dia menjalin kasih dengan dirimu nak Alfath" ucapan mama key membuat keyla menatapku yang ada disampingnya. Aku tersenyum dan menjawab ucapan mama key dengan tenang. "Aku memang menyuruhnya diam bi, hingga aku yang resmi meminta izin kepada mr.Agra." jelasku dan mama key hanya mengangguk anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Kakak akan menikah kapan? Aku ingin menjadi maidbride kakak dipernikahan." Ucap adek keyla delisa. Dia gadis yang sama cantiknya dengan keyla. Tapi tetap saja mikayla lah yang lebih cantik menurutku, dia satu satunya perempuan cantik didunia ini. "Secepatnya delisa." Ucapku. "Kalian serasi. Kau beruntung kak bisa mendapat pria tampan sepertinya." Bagus delisa. Kau memang tidak buta. "Dia pria tampan yang berotak m***m. Kau tidak akan tahan berada disampingnya." Ejek Keyla masih terfokus pada makanannya. Tawa malah memenuhi ruang makan. Mama mikayla dan juga adiknya tertawa mendengar ucapan key. Padahal tidak ada yang lucu, terpaksa aku ikut tertawa meski terdengar sangat canggung. ~~~ Selesai makan malam mikayla mengantarku di halaman rumahnya, baru kali ini key terlihat santai bila bersamaku, Biasanya dia akan bergetar takut. "Besok pagi aku akan menjemputmu. Aku akan membawamu ke mansion dan memperkenalkanmu secara formal kepada paman Geka." Ucapku. Sebelum masuk kedalam mobil. Key terlihat mengerutkan keningnya. "Apa kau benar benar akan menikah denganku?" Tanyanya menunjuk dirinya sendiri seolah tak percaya dengan ucapanku. "Kau tidak mau? Aku sudah menyetubuhimu sebanyak 3 kali." Balasku sedikit kesal karna dia seolah tidak percaya aku akan menikahinya. "Kau menikahiku karna ingin tubuhku kan? Aku sudah tahu itu" ucapannya memang benar. Tapi aku mencintainya, aku hanya tidak bisa menahan hasratku karna tubuhnya. Tapi benar aku mencintainya. "Pikirkan apa saja yang ada diotakmu!" Jitakku dan langsung memasuki mobil sportku. "Kau pria menyebalkan! Alfath b******k!" Teriaknya saat mobilku sudah meninggalkan halaman rumahnya. Aku melajukan mobilku, didalam mobil aku mengingat dengan jelas pertemuan pertama kami. Pertemuan yang membuatku langsung jatuh cinta pada gadis itu. Gadis yang berhasil membuatku lupa akan dunia. - Flashback On - Aku meringis kesakitan, saat ini aku berada disebuah gang kecil gelap yang ada didekat kantor. Aku selesai bergulat dengan para preman salah satu pekerja kantorku yang kucurigai melakukan korupsi. Karna aku bosan dirumah aku memilih untuk menyelidikinya sendiri tanpa menyuruh Riko mata mataku. Dan sialnya aku lengah membuat lenganku tergores pisau milik salah satu penjahat. Aku terdiam meringis bersandar pada dinding retak gang sempit tersebut. Aku menunggu mobil paman geka menjemputku. Kurapatkan topi hitam yang kugunakan. Hingga suara seorang gadis membuatku menatapnya dalam kegelapan. Cahaya yang remang remang masih bisa membuatku melihat wajah cantiknya. Dia menunduk berjongkok dihadapanku. "Astaga kau tidak apa apa?" Tanyanya dan aku hanya diam tidak menjawab, aku hanya menatap dan memperhatikannya. "Kau terluka" dia tampak panik melihat darah dibalik jaket yang kugunakan. Dia melepas syal yang ia gunakan. Ia langsung melilitkan syal berwarna pink soft itu pada lukaku hingga darahnya sedikit berhenti. "Kita kerumah sakit ya.. ini harus dijahit agar.." ucapannya terpotong saat salah satu pengawal paman geka datang dan membantuku berdiri. Gadis itu bingung, ia tidak mengikutiku dan masih diam ditempatnya. "Paman! Bawa dia kerumah sakit. Lukanya harus diobati. Dia harus kerumah sakit paman!" Teriaknya dari kejauhan. Aku tersenyum mendengar teriakannya. Tunggu saja, aku akan mencarimu gadis cantik. Dengan usahaku sendiri dan kau akan menjadi milikku. 2 hari aku dirawat dirumah sakit dan akhirnya dokter memperbolehkan aku pulang. Syal pink gadis itu berada digenggamanku. Bercak darah masih ada disana. Aku menghirup aromanya, aku suka dengan wangi gadis itu. Sebentar lagi aku akan mencarimu. Tunggu saja. Dan disinilah aku, gang kecil yang kemarin aku singgahi untuk bersembunyi karna terluka. Sudah berjam jam tapi aku tidak menemukan tanda tanda ada gadis tersebut. Aku hendak pergi untuk menyuruh riko, tapi suara lembut membuatku menoleh kearah itu. Dia, gadis cantik itu ada disana. Dia memberi sebuah sosis pada seekor anak kucing berwarna abu abu. Dia mengelus puncak kepalanya seraya tersenyum cantik. "Kau makanlah yang banyak ya. Setelah itu cari ibumu. Maaf aku tidak bisa membawamu pulang. Aku ingin, tapi mama melarangku merawat hewan. Aku tidak bisa merawat hewan." Ocehnya kepada anak kucing yang masih menikmati sosisnya. Ia menggenggam sekantong plastik yang kuyakini adalah belanjaannya. Dia usai belanja karna daun bawang tersebut menyembul keluar dari plastik putih yang ia pegang. "Yasudah aku pergi dulu ya. Ini aku beri satu lagi. Besok kalau aku lewat sini dan menemukanmu lagi, aku akan memberimu sosis lagi. Aku pergi ya" dia berdiri dari jongkoknya dan hendak pergi. Melihat dia akan mengarah padaku, aku hanya bersandar pada dinding dan memainkan ponselku. Dirasa ia sudah melewatiku, aku segera pergi mengikutinya. Dan saat itulah ceritaku dimulai. Aku menjadi stalker hingga kejadian digudang tersebut terjadi. Pemerkosaan yang kuperbuat akibat tidak tahan menahan nafsu binatangku saat melihat wajah cantik dan tubuhnya itu. Disaat itu, aku ingin sekali memperkenalkan diriku secara baik baik tanpa harus memperkosanya. Tapi, jujur saja ini pertama kalinya setelah 27 tahun aku hidup. Aku mencintai seseorang dan ingin dia menjadi milikku. Mikayla yang pertama menatapku didalam kegelapan dengan wajah khawatir, bukan wajah kagum akan wajahku atau kekayaan yang kumiliki. Sejak saat itu aku yakin dia gadis yang tulus. Aku sering ke club dan tidak sedikit yang menggodaku, aku terhanyut pada tubuh molek mereka tapi belum ada yang seperti Key. Dia berbeda, tubuhnya, bibir dan semua yang ada pada dirinya berbeda. Dia membuatku candu. Hingga 3 bulan kemudian aku memilih untuk memperhatikannya dari jauh. Dia mengalami trauma karna ulahku yang gegabah merenggut kebahagiaannya. - Flashback Off - - To be continue -
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN