Empat

1547 Kata
Sibuk! itu yang terjadi pada Aida hari ini. Buku katalog baju pengantin, katalog catering makanan, dan katalog persewaan gedung berserakan di depan Aida. Aida duduk bersila di atas kasur nya ia sedang serius membaca katalog make up artis pengantin. Tangannya sibuk membolak-balik setiap halaman yang ada, matanya pun mengamati dengan seksama apa saja yang ada di setiap gambarnya. Tangannya berhenti pada satu halaman yang menampilkan model makeup pengantin yang menarik hatinya, ia mengambil sticky note dan menempelkannya sebagai penanda. Aida mengambil ponselnya memfoto halaman itu lalu mengirimkannya pada Ye-Jun. Awalnya Aida kesal karena semua perencanaan pernikahan mereka semua di serahkan pada nya. Bahkan sejak pria itu datang ke rumah ­­-kamar- nya, Aida belum melihatnya lagi. Aida bahkan tidak bisa menghubungi calon suaminya itu. Ye-Jun hanya menghubunginya sekali cuma untuk memberitahu kalau semua biayanya akan di tanggung oleh Ye-Jun. Jadi karena kesal tanpa pikir panjang Aida memutuskan untuk menyewa gedung dan segala macamnya dengan harga yang paling mahal. Aida meregangkan tangannya, menjatuhkan dirinya ke kasur lalu menatap langit-langit kamar nya. Aida mengambil dan memeluk bantal yang ada di sebelahnya. "Aida sebentar lagi nikah ya? sama Alex lagi" Aida mengeratkan pelukan bantal nya sambil menghentak - hentakan kakinya. Aida tersentak bangun dan menyilangkan tangan nya di depan d**a, "Tapi kenapa Aida nggak boleh jatuh cinta sama dia? emang bisa ya pernikahan tanpa cinta??" Aida yang sedang serius berpikir tiba-tiba pintu kamar nya terbuka dan sosok Ye-Jun muncul. Tangannya membawa sebuah amplop cokelat. Pria itu sedang kesal dengan wanita yang sudah menyandang status Calon Istrinya. Ye-Jun melempar amplop ke depan Aida. Aida yang bingung dengan kedatangan Ye-Jun yang tiba-tiba lalu sekarang pria itu malah melempar amplop ke arahnya, kalau kena muka kan juga sakit. Ini laki satu kenapa sih? Aida melihat Ye-Jun mengangkat dagunya menyuruh Aida untuk membuka amplop itu. Gadis itu mengerutkan keningnya mengambil amplop cokelat itu lalu membuka nya. Ternyata isinya berupa foto dan lampiran-lampiran WO, gaun, gedung, dll, yang selalu Aida kirimkan pada pria itu. Aida melihat Ye-Jun bingung, "Kenapa sih? ada yang salah?" Ye-Jun mendekati Aida lalu menyilangkan tangannya di depan d**a, "Kenapa semuanya bertema pink? Terus maksud kamu apa semua yang ada di situ yang paling mahal? Mau buat aku bangkrut?" tanya Ye-Jun dengan jengkel. Aida memutar bola mata nya, "Salah mu dong. Setiap aku nanya pendapat kamu enggak pernah ada balasan sama sekali." jawabnya. "Lagi pula bangkrut dari mana sih? seorang Alex yang sedang naik daun, bahkan Aida baru tau kalau kamu itu juga pewaris perusahaan papah kamu. Jadi enggak mungkin lah bangkrut." Lanjut Aida kesal. Ye-Jun memijat keningnya. Memang yang dikatakan Aida benar tentang dirinya yang sudah di tunjuk untuk menjadi pewaris dari perusahaan papah nya. Tapi tetap saja ia merasa sedikit keberatan, "Kamu tahu kan aku itu harus selesai kan semua kerjaan aku. Aku enggak mau tahu, ganti itu semua!" bentak nya. Mendengar bentakan Ye-Jun rasa kesal Aida tersulut. Ia turun dari kasur nya lalu mendekati Ye-Jun yang masih berdiri sambil berkaca pinggang. Aida berdiri di depan pria itu sambil melotot padanya, "Heh! Seenaknya kamu minta ganti! Kamu kan nggak ikut pusing mikirin! kok pake acara nolak segala sih?!" teriak gadis itu kesal. Ye-Jun yang kaget dengan teriakan gadis itu melangkah mundur. Ye-Jun baru tahu jika gadis itu berani membentaknya. Ia mengangkat tangan nya ke atas, "Emmm....Maksud aku, bisa kan nggak perlu semahal itu?" tanya Ye-Jun dengan halus. Jujur saja Ia sedikit takut pada gadis di depan nya itu sekarang. "Enggak bisa! Enak aja. Sudah Aida yang urus semua terus kamu minta ganti semuanya? atau kamu mau Aida bilang tante Hana kalau sebenarnya yang minta pernikahan secara lebih privasi adalah kamu? biar tante Hana tahu kalau sebenarnya kamu nggak mau nikah sama Aida." Ancam nya. Tidak melihat gerakan atau bantahan sedikitpun dari Ye-Jun. Aida melangkahkan kakinya menjauh dari Ye-Jun. Saat hampir sampai di depan pintu Ye-Jun menarik lengan Aida. Aida menarik sudut bibir nya ke atas mengulum senyum. Lalu bersikap cool lagi saat Ye-Jun menghadapkan tubuhnya di depan Aida. Ye-Jun mengambil nafas dalam lalu menghembuskan nya. Ia menatap gadis itu sekali lagi, "Oke. Terserah kamu mau gimana. Tapi tolong ganti warnanya ya? Aku nggak suka warna pink, Please...?" Pinta Ye-Jun dengan senyum yang di paksakan. Aida menatap laki-laki yang ada di depan nya ini. Setelah berpikir sejenak Aida menganggukkan kepala nya tanda setuju. Ye-Jun menghembuskan nafas lega. Yahh...setidaknya ia terbebas dengan warna pink. ** Bunyi alarm jam yang ada di meja. Membangunkan Ye-Jun dari tidur pulas nya. Begitu pulang dari rumah Aida, Ye-Jun harus mengerjakan laporan perusahaan yang harus ia periksa dan ia baru bisa tidur pukul 4 pagi. Untung saat ini 3Nite masih dalam masa rehat. Ye-Jun meregangkan badannya lalu bangun dan duduk di pinggir kasur untuk mengumpulkan nyawanya yang mungkin masih tertinggal di alam mimpi. Yakin nyawanya sudah berkumpul Ye-Jun turun dari kasur dan berjalan ke dapur. Mengambil mangkuk dan sekotak s**u dari dalam kulkas lalu menuangkannya ke dalam mangkuk. Ia berjalan mengambil sereal cokelat favoritnya dari rak khusus makanan kering dan menuangkan sereal itu ke dalam mangkuk s**u. Lalu melahap sereal itu dengan nikmat. Setelah menikmati sarapan pagi, Ye-Jun segera membersihkan diri dan memakai kemeja yang sudah ia siapkan. Menatap pantulan dirinya di cermin sembari merapikan kerah kemeja dan rambut nya. Ye-Jun keluar dari kamar, mengambil kunci mobil, tas pinggang dan ponselnya. Ia memarkir kan mobil miliknya di sebuah gedung agensi yang menaungi dirinya dan grupnya. Melangkahkan kakinya ke dalam gedung itu dan langsung menuju ruangan manajernya. Ye-Jun mengetuk pintu itu lalu membuka pintu itu setelah mendengar kata 'masuk' dari dalam. Ia melihat manajernya sedang sibuk dengan pekerjaan di depan nya. Ye-Jun melangkah masuk dan berdiri di depan meja itu. Pria itu menatap Ye-Jun dan menyuruhnya untuk duduk. Park Nam nama manajer itu. Ia menutup map di depannya lalu menyandarkan badannya di kursi. Ia menatap Ye-Jun, "Jadi? ada apa kamu kemari?" tanyanya. Ye-Jun berdeham lalu menyerahkan undangan pernikahannya. Park Nam melihat undangan itu lalu mengambilnya. Ye-Jun menatap manajernya itu, "Aku sudah meminta orang tua ku untuk merahasiakan pernikahan ku, tapi mereka menolak dan meminta ku untuk berbicara pada agensi sekali lagi," katanya sambil memainkan jarinya. "Tapi aku sudah meminta calon istri ku untuk membujuk ibu ku agar menyetujuinya dan melangsungkan pernikahan kami secara privasi tanpa mengundang media apapun. Bahkan aku meminta calon istri ku untuk tidak men-upload foto pernikahan kami di sosial media manapun. Tapi satu hal yang ku minta pada agensi. Aku tidak ingin merahasiakan status ku sebagai suami setelah menikah nanti. Jika nanti ada yang bertanya tentang status ku, aku akan menjawab dengan jujur. Bagaimana pun pernikahan ku bukan permainan dan setidaknya aku ingin menghargai istri ku." Ujar nya tegas. Ye-Jun bangkit dari kursi yang dudukinya, lalu menatap pria di depannya sekali lagi, "Aku hanya mengundang mu, Yuji dan Nico sebagai perwakilan dari agensi dan grup ku." katanya sambil berjalan keluar dari ruangan itu. Ye-Jun melangkahkan kakinya ke ruang studio tempat grup boybandnya latihan. Ye-Jun melihat Yujin di depan pintu studio, pria itu sepertinya baru sampai. Ye-Jun berlari kecil mendekati nya, "Yujin!" Yujin melihat ke asal suara yang memanggilnya dan melambaikan tangannya pada Ye-Jun, lalu menunggu temannya itu. Mereka masuk ke dalam ruangan studio yang ternyata sudah ada Nico sedang berdiskusi dengan salah satu koreografer kami. Yujin masuk ke salah satu ruangan tempat berganti pakaian dan menaruh tas nya disana. Ye-Jun duduk di lantai melihat Nico yang sedang serius memperhatikan gerakan koreografer mereka. Yujin mendekati Ye-Jun lalu ikut duduk di sampingnya, "Kau benar-benar akan menikah? Ku pikir itu hanya bercandaan saja." katanya tanpa menatap Ye-Jun. Ye-Jun mengeluarkan 2 undangan pernikahannya lalu menyerahkan salah satu undangan itu pada Yujin yang langsung di terima oleh temannya itu. Yujin memperhatikan undangan itu lalu membukanya, Wedding invitation, Kim Ye-Jun and Ajeng Aida Putri For our friend Yuji and partners Yujin menatap Ye-Jun yang ada di sebelahnya lalu mengangkat undangan itu di hadapan mereka, "Thanks, pasti aku datang. Tapi bukan sebagai Yujin 3Nite." katanya sambil tersenyum. Ye-Jun ikut tersenyum kecil lalu mengangguk, "Thanks." sambil menepuk bahu Yujin. Nico yang sudah selesai melatih gerakannya datang dan duduk di tengah - tengah temannya itu. Lalu mengambil undangan Ye-Jun dan menjadikannya kipas untuk menghalau rasa gerah dan panas dari tubuhnya. Ye-Jun memukul pelan kepala Nico dengan botol minuman miliknya. Nico meringis dan membuka undangan itu, ia lalu tertawa kecil dan menyodorkan tangannya, "Selamat Hyung! Aku pasti datang! Hyung tenang saja! Btw aku tidak tahu wajah calon istri mu. Apakah dia cantik, Hyung? Ku rasa pasti cantik. Iya tidak, Yujin?" tanya nya pada teman di sebelahnya itu. Ye-Jun terkekeh pelan, "Tentu saja calon istri ku cantik. Ah tidak, tidak hanya cantik tapi juga manis." jawab Ye-Jun. Iya Ye-Jun akui jika Aida memiliki kecantikan yang khas yang membuatnya tidak bosan untuk terus melihatnya. Bukan hanya dari parasnya, terkadang Ye-Jun juga gemas dengan sifat cerewet gadis itu apalagi jika wajah Aida memerah karena ulahnya. Rasanya Ye-Jun ingin mencubit gemas pipi calon istrinya itu. Nico mengangguk - ngangguk lalu meneguk minuman dari botol miliknya. "Jadi nggak sabar mau lihat wajahnya. Hyung, kau tidak punya foto nya?" tanya Nico penasaran. Yuji menghela nafas dan menatap teman di sampingnya, "Sudahlah, kenapa kau jadi penasaran seperti itu? Liat saja nanti di pernikahan mereka. Ayo, kita harus latihan lagu baru kita kan." jawab Yuji lalu berdiri dan melangkah keluar. Ye-Jun pun ikut berdiri dari duduknya ia membantu nico berdiri dan merangkul teman satu tim nya itu lalu berjalan keluar mengikuti Yuji. **
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN