KERAJAAN ILLIA Teriakan. Kelebatan bayangan berlompatan ke segala arah. Kilasan pedang. Semua berjalan dengan cepatnya dalam waktu yang bersamaan. Ditengah keriuhan, seseorang menarik tubuh Ansel dan menyeretnya menjauh dari keributan di sekitar gerbang. Kehilangan cukup banyak darah membuat pria itu keluar masuk dari kesadarannya. “Lepaskan… aku…,” protes Ansel berusaha mendorong tubuh kekar yang sedang menopang tubuhnya dengan bahunya. “Sagar…! Aku perlu…kembali….” Pria itu menoleh kembali ke gerbang Illia yang sudah hancur. Arnet, Isac, bahkan penasehat barunya Rowan tumbang bergiliran. Sisa-sisa prajurit yang masih selamat berhamburan lari pontang panting melewati Sagar yang masih membopong Ansel, setengah menyeret. “Diamlah dan menurutlah,” geram Sagar. “Illia tidak memiliki m