80. Kematianmu Membebaskanku

1007 Kata

Ansel berlari kembali ke kamar Ossena dimana Irukandji masih terus berusaha mengalahkan Mactan. Darah Irukandji yang menetes kemana-mana mulai menjadikan permukaan lantai menjadi berlubang dimana mana, hingga mirip seperti batu apung. Bahkan tubuh Mactan ikut terbakar setiap kali ia bersentuhan dengan kulit Irukandji. Namun racun yang menjalar di tubuh Irukandji mulai melemahkan mahkluk itu. Gerakannya menjadi lambat dan berat. Bahkan untuk bernafaspun Irukandji kesusahan. Mactan, yang walaupun dalam keadaan yang sama sengsaranya dengan Irukandji, terlihat tidak memperdulikan keadaannya. Ia bertarung bukan untuk melindungi. Ia bertarung karena sudah kehilangan akal sehat. Tidak adalagi yang dicarinya di dunia ini, kecuali kematian. Kematian musuhnya dan kematian dirinya sendiri. Kar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN