Tobias merapatkan mantel yang di pakainya kemudian memeluk tubuhnya sendiri. Pria itu sedang duduk meringkuk di dalam salah satu gerobak milik penduduk bersebelahan dengan panci dan pot keramik lainnya. Wajahnya menengadah menatap ke atas. Huh, sudah bulan purnama lagi. Ah, setidaknya kini salju sudah berhenti, gumamnya. Ia melirik ke tenda Aelina tak jauh dari tempatnya berjaga dan kini sudah terlihat sepi. Tidak ada lagi suara yang terdengar dari dalamnya, menandakan mungkin penghuninya sudah tidur. Sama seperti puluhan tenda lain yang ada di sekelilingnya. Tobias menggertakkan rahangnya, bukan karena dingin, tapi lebih karena kesal kepada Aelina. Setiap kali ia mencoba untuk mendekat, wanita itu selalu mencari cara untuk mendorongnya. Seakan satu langkah maju yang dicapainya, d