Pukul sembilan malam.
IQCI Japanese Building Officer yang disamarkan menjadi Gedung II Yatsuhisha Corporation. Ruang rapat lantai dua puluh satu terbuka sedikit telat. Menyesuaikan dengan waktu para penggunanya yang juga berperan ganda sebagai manusia biasa.
“Malam ini apa Chief telat lagi?” tanya Sonda yang sedikit kesal akan kebiasaan ngaret atasan mereka itu.
“Itu bukanlah suatu kesengajaan. Jadwalnya memang padat,” bela Wedding.
“Ia juga selalu menghadiri pertemuan tanpa pakaian formal,” tambah Himeji.
Tak lama kemudian sosoknya tampak berjalan masuk dengan tergesa. Masih menggunakan pakaian seragam sebagai pekerja paruh waktu di sebuah swalayan. Langsung didudukinya kursi itu. Kursi untuk pemimpin.
“William Rhen memang tidak mati hari ini. Tapi, seharusnya kita tidak menutup kemungkinan untuk hari selanjutnya,” buka Yazae.
“Dua hari,” ujar Ao memberi petunjuk. “Rieki Shinmei yang beraksi sekarang hanya membutuhkan dua hari untuk menghabisi korbannya.”
Ketujuh pria itu terdiam. Memikirkan bagaimana mereka bisa menyangkal kesimpulan itu. Yang untuk mereka terlalu sembarangan. Tapi, seperti kata Nobuo, hal seperti itu saja mudah untuk Ao simpulkan.
Akhirnya Wedding memberanikan diri bicara mewakili keenam temannya, “Tapi, dari mana?”
“Jika kita perhatikan dari daftar kematian yang terjadi di Jepang dan sekitar Asia memang tidak terlihat ada keterkaitan tertentu. Bisa dibilang cenderung acak. Aku menyimpulkan bahwa kematian yang terjadi sepanjang tahun dilakukan oleh Rieki Shinmei yang satu lagi. Sementara jika kita lihat dari grafik di sini,” kata Ao sambil menunjukkan gambar di laptopnya, “Kematian akan meningkat drastis setiap pertengahan tahun dan akhir tahun. Dan semua terjadi hanya dalam selang dua hari. Kemudian kita lihat perkembangan kematian internasional selama dua tahun ini. Bisa kita saksikan. Perkembangan terjadi paling signifikan di tiga benua ini: yaitu Asia, Amerika, dan Eropa. Tingkat kematian terbilang kecil di daerah yang lain. Yang mana kuanggap sebagai ‘kematian normal’. Ditinjau dari ucapan Mazeltov yang menyatakan bahwa seorang God Order merupakan utusan Tuhan yang dapat mengendalikan hidup targetnya dalam jangka waktu sebanyak-banyaknya 1 minggu dua puluh tiga jam dan sesedikitnya 1 jam empat puluh tiga menit aku berpikir bahwa God Order bermukim di tiga benua ini. Aku juga mengambil kesimpulan mengenai ‘batas wilayah’. Seorang God Order hanya bisa membunuh atau yang Mazeltov katakan sebagai ‘mencabut nyawa’ manusia yang berada dalam batas wilayah satu benua. Terlepas dari kenyataan berapa luas wilayah dari benua itu sendiri. Dari daftar seluruh korban di benua Asia yang telah aku periksa juga mengatakan bahwa sekitar 26% korbannya adalah pendatang dari benua yang tidak aku sebutkan barusan.” Ao berdiri dan menuju papan tulis. Menjelaskan ucapannya dalam bentuk gambar dan grafis yang lebih mudah dipahami.
“Lalu, dari mana Chief menyimpulkan bahwa hanya ada dua Rieki Shinmei di Asia?” tanya Jun.
“Pola. Setiap Rieki Shinmei memiliki pola yang berbeda. Terlepas dari kepribadian shinigami yang mengikutinya. Jika kita melihat Mazeltov adalah Rieki Shinmei yang memiliki tipe mencari untung sendiri. Dari gaya bahasanya aku tahu dia tinggal di Perancis. Mazeltov bukanlah tipe Rieki Shinmei yang gemar menebar kematian. Itu berarti terdapat dua Rieki Shinmei di Eropa. Dengan yang satunya yang melakukan tugasnya. Dan Mazeltov. Aku pikir ia memiliki waktu yang fleksibel. Bisa jadi membuka usaha sendiri atau malah tidak berkerja sama sekali. Jika di Amerika hanya satu. Ia seorang mahasiswa fakultas Ekonomi S1 di Universitas Yale. Dari caranya mengatur kematian yang cerdik ini bisa jadi ia salah satu dari 3 mahasiswa unggulan Yale yang dipilih setiap 3 tahun sekali.”
“Darimana Chief mengetahui soal itu semua?” tanya Koyashi. Yang mana setahunya informasi dalam sebuah universitas bukanlah sesuatu yang disebarluaskan.
“Aku pernah menyamar menjadi mahasiswa di Harvard. Kami pernah melakukan studi banding ke beberapa universitas terkenal,” katanya sambil terus membuat berbagai gambar. “Meninjau dari rekaman terbaru yang dikirim oleh Mazeltov. Menyatakan bahwa manusia yang terpilih menjadi Rieki Shinmei adalah manusia yang ‘tidak biasa’. Aku kurang paham mengenai itu. Tapi, aku telah menyelidiki latar belakang seluruh warga Perancis. Dan aku juga telah memisahkan antara warga yang memiliki ciri-ciri sebagai Rieki Shinmei dan yang manusia biasa ditinjau dari latar belakangnya pada masa lalu dan masa kini. Yang menurutku memiliki kriteria tidak biasa hanya lima orang. Setelah aku teliti lagi dan kulakukan eliminasi tersisa dua orang saja. Dua orang inilah yang kuperkirakan sebagai Rieki Shinmei dari benua Eropa. Sementara pada benua Amerika. Seperti yang telah kukatakan barusan. Tersangkanya telah kuperkecil menjadi tiga orang saja. Dari yang telah keselidiki dari tiga orang itu yang memiliki ciri sebagai Rieki Shinmei. Aku telah mendapatkan siapa orang dari seluruh benua Amerika yang memiliki kemungkinan terbesar sebagai Rieki Shinmei.”
Tomomi atau Nobuo dan Jun berbincang dalam bisikan.
“Kapan dia melakukan semua itu?” tanya Jun.
“Entahlah,” respon Tomomi.
BRAAK. Ao membanting tumpukan foldernya di atas meja menyadari terdapat anggota yang berbicara sendiri. Penuh penekanan ia berkata, “Tolong lakukan obrolan kalian setelah ini.” Ruangan kembali sunyi. “Yang semakin mendukung pendapatku adalah hubungan mereka yang dekat dengan sesuatu. Aku sudah menghubungi beberapa orang yang terlibat langsung dengan hidup mereka. Dan mereka memang memiliki hubungan dekat dengan sesuatu yang aku perkirakan sebagai wujud lain dari shinigami di dunia manusia.”
“Apa yang membuatmu menyimpulkan itu?” tanya Wedding.
“Aku bisa merasakan hubungan yang terlihat antara manusia dengan manusia dan manusia dengan makhluk lain. Dan aku telah menyelidiki mereka selama sekitar satu tahun ini,” jawab Ao.
“Kau melakukannya tanpa memberitahu kami?!” tanya Koyashi.
“Benar,” jawab Ao tenang.
“Dan tanpa memberitahu Master?” lanjutnya.
“Untuk apa aku meminta pendapat seseorang yang tidak pernah menampakkan dirinya di depan kita?” tanya Ao.
Ketujuhnya terdiam. Yang mereka tahu ini pelanggaran. Dan sanksi dari pelanggaran itu bukanlah suatu hal yang ringan.
Ao menaruh alat tulis dan bukunya di atas meja. Ia tersenyum skeptis. Ao menunjuk dirinya sendiri dengan jempolnya. “Bagaimana jika aku katakan bahwa master itu adalah aku sendiri?” tanyanya.
“Kenapa kau bicara begitu?” tanya Kazena sinis.
“Yang terlihat selama ini memang begitu kan? Aku bersumpah akan menunjukkan wajah manusia bodoh yang selama ini kita panggil master itu.”
Seseorang yang disebutnya master tengah berdiam diri dalam kegelapan. Bagaimana ia akan menunjukkan dirinya jika sejak awal ia tak pernah ada? Nil.