Pada waktu yang sama. Di kamar Ao. “You looks pale. Ada apa denganmu?” Ao yang tengah berbaring tersenyum melihat Akane. Betapa cantik dan baik hatinya ia, pikirnya. “Hanya kelelahan. Jangan khawatir.” “Jangan setenang itu. Aku tak ingin kehilanganmu.” Iris cokelat menatap iris biru sendu. Akane merangkak naik. Ditindihi separuh tubuh Ao. Tindihan yang lembut. “Aku sangat mencintaimu.” Wajah mereka hanya berjarak sekian inchi. Ao merasakan Akane. Hangat, baik hati, lembut dan penuh kasih. Mengingatkannya pada seseorang. Namun, masih terlalu cepat untuk memutuskan bahwa Akane adalah pengganti Shuuya. Tapi Akane sama berharganya. Iris cokelatnya menatap iris biru Ao lekat. “Onando iro!” De javu dalam waktu berputar dalam ingatan. Siapa dulu yang memanggilnya seperti itu? Mengapa harus