Tania berjalan ke dapur dengan langkah pelan, tetapi ketika ia memasuki ruangan itu, matanya langsung terbelalak melihat keadaan dapur yang berantakan. Wajan, panci, dan berbagai bahan masakan berserakan di meja. Di tengah kekacauan itu, Zidan, yang masih mengenakan apron dapur, tampak serius mengaduk-aduk sesuatu di dalam panci besar. Uap panas menyembur dari panci, dan aroma masakan mulai memenuhi udara. Tania terdiam sejenak, memandang putranya yang sedang sibuk. Kemudian, dengan sedikit rasa penasaran, ia bertanya, "Zidan, apa yang kamu lakukan di sini?" suaranya lembut, tetapi penuh tanda tanya. Zidan menoleh sebentar, tampak sedikit terkejut karena ibunya muncul begitu tiba-tiba di dapur. Wajahnya sedikit memerah, tapi ia mencoba menjelaskan, "Mama, aku lagi masak. Mau buat bekal