"Narendra!" Pria itu terkesiap saat tubuhnya terdorong ke belakang. Masih memproses apa yang terjadi, hingga suara usai tangis terdengar. Narendra menoleh dan melihat Bonita sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, tak lama kemudian, air matanya mengalir deras. "Rendra. Bisa-bisanya kamu membentakku seperti ini. Aku kecewa padamu, Rendra!" pekik Bonita histeris, tangannya bahkan menutupi wajah cantiknya yang sedang menangis. Wanita itu mengabaikan tubuh polosnya yang gemetar, karena terkena hembusan angin dari pendingin udara yang di atur semaksimal mungkin. Bonita menangis dan meluapkan emosinya. Seharusnya Bonita curiga saat tadi Narendra bermain secara cepat dan agresif. Pria itu seakan mengalihkan perhatiannya akan sesuatu. Akan tetapi, tadi Bonita masih berpi