"Rendra, Rendra. Narendra Aditama." Guncangan pelan pada bahunya menyadarkan pria itu dari lamunannya. Narendra seketika mengusap wajahnya dengan kasar sebelum masuk ke dalam mobil. "Ada apa, Rendra? Kenapa kamu sampai melamun seperti itu? tanya Ronald dengan nada khawatir. "Sepertinya aku terlalu lelah sampai melamun. Maaf kalau udah membuat kamu khawatir," ucap Narendra dengan memaksakan sebuah senyuman. "Ternyata kita berdua sama-sama memiliki kisah yang tak bisa diceritakan pada orang lain. Sejujurnya tadi saat awal mengetahui aku menjadi sopir kamu, aku marah dan mengutuki nasib. Mengapa orang yang dulu dibawah aku, sekarang malah lebih besar dan hebat daripada aku. Tapi setelah ini aku sadar, kalau kita memiliki garis takdir yang harus kita pikul sendiri," ucap Ronald yang lagi-l