"Dinara, sudah selesai belanjanya?" tanya Charlotte yang memecah lamunan Dinara. Dinara mengusap wajahnya dengan kasar, lalu menetralkan raut wajahnya. Dia tidak boleh kelihatan bimbang atau Charlotte akan menampilkan raut wajah keibuan yang membuat Dinara semakin menaruh harapan lebih. "Sudah, Bu," sahut Dinara yang juga menetralkan nada suaranya. "Kamu cuma ini saja belanjanya?" tanya Charlotte yang memandang lirih troly belanjaa Dinara yang hanya berisi beberapa item makanan instan, 3 bungkus frozen food dan beberapa bungkus kopi dan s**u. "Iya Bu, ini untuk sebulan," jawab Dinara dengan mengulas senyuman. "Apa nggak kurang itu, Nak? Tambahkan 1 kotak s**u lagi, kamu bisa meminumnya di kantor," ucap Charlotte yang membuat hati Dinara seperti teriris-iris. Rasanya Dinara tidak pa