Sementara itu di dalam sel tahanan yang disesaki oleh lebih dari 10 napi, seorang pria duduk terdiam di sudut sel. Pria itu yang adalah Anwar memejamkan matanya dengan erat. Beban pikirannya terasa begitu berat, mengingat kesalahan yang membawanya ke tempat ini. Namun, Anwar bersikeras jika yang semua yang terjadi pada dirinya adalah kesalahan Dinara. Seandainya sejak awal kakak dan kakak iparnya tidak menemukan dan memiliki niat untuk mengadopsi Dinara, maka semua kesialan ini tidak akan terjadi pada dirinya. Anwar menggeram kasar dan menghentak kaki, bermaksud untuk menendang udara kosong. Akan tetapi, perhitungannya melesat. Tendangannya mengenai seorang nabi yang duduk tak jauh dari tempat Anwar berada. "Hey! b*****t! Udah sok jagoan lo pakai nendang gua!" bentak napi yang menjadi s