Semua orang berpikir bahwa kehamilan Jelita sangat normal dan menyenangkan sampai hari ini tiba. Tiba-tiba saja tengah malam, Jelita mengetuk pintu kamar Olivia sambil membawa bantal dan gulingnya. Wanita itu terlihat habis menangis. Olivia tentu saja sangat kaget. "Diapain lagi sama berandalan itu mbak?" Tanya Olivia dengan suara yang masih belum kembali seutuhnya. "Aku sebel sama suara napasnya mas Oliver Vi, terus nggak bisa juga kan nyuruh dia berhenti napas." Ucap Jelita sambil terisak. Olivia ingin tertawa tapi tidak enak karena kakak iparnya bahkan menangis sampai sesenggukan. "Ya sudah sini tidur sama aku. Biarin aja Berandalan itu tidur sendirian." Ucap Olivia diangguki Jelita. Keduanya kemudian masuk ke dalam selumut yang sama. Olivia mengulum senyum geli mendengar alasan mena