Dengan perasaan berdebar, Jelita datang ke kantor hari ini. Wanita berharap tidak ada yang mengkhianatinya lagi agar rencananya bisa berhasil. Jelita merasa dia sudah berada di ujung batas kesabarannya untuk bertahan. Seluruh orang terdekatnya sudah membuat dia kehilangan rasa percaya. Wanita itu sekarang justru lebih bisa mempercayai mantan musuhnya, seperti Rojer dan Bulan. "Mbak yakin nggak mau saya temani ke Swiss nanti?" Ayu bertanya pelan. Keduanya sekarang sedang berada di ruangan Jelita. "Kamu kan punya suami Yu, masa iya aku ambil kamu dari suami kamu." Jelita terkekeh. "Tapi saya tidak tega membiarkan mbak pergi sendiri, mana lagi hamil." Ucap Ayu penuh kekhawatiran, menyadari bahwa hari pelarian Jelita sudah dekat. "Aku akan baik-baik saja kok Yu, aku membawa Bodyguard yang

