Kansa pikir, ia akan langsung diajak menemui kakek Sultan seperti yang pria itu katakan. Namun, ternyata tidak. Mobil yang ia tumpangi justru berbelok ke sebuah butik besar yang menjual berbagai barang branded luar negeri. Kansa bisa membaca dari plang nama butik yang tertempel di depan bangunan penuh kaca tersebut. Dari luar sudah terlihat barang-barang yang dipajang di dalam butik. Kansa menoleh ke samping. Tidak ada tanya yang keluar dari mulut Kansa. Berpikir jika mungkin saja Sultan ada urusan di butik itu, sebelum mereka pergi ke kantor Pramu Atmadja. “Ayo turun,” ajak Sultan seraya tangannya bergerak melepas sabuk pengaman. Pria yang sudah menoleh ke samping itu menatap Kansa dengan sepasang alis berkerut. “Kamu mau tetap di sini?” Kansa mengangguk. Dia tidak ada perlu di butik i