“Sultan, kamu sudah mulai jatuh cinta dengan Kansa. Istrimu sendiri, Kawan.” “Omong kosong apalagi itu. Aku bukan kamu, atau Surya yang mudah jatuh cinta.” Sultan beranjak dari lantai. Melvin menghentak napasnya. Kepala pria itu menggeleng sementara sepasang matanya memperhatikan Sultan. “Sudah, nih mainnya?” tanya Melvin. “Kalau kamu masih mau lanjut, silahkan. Aku sudah cukup.” “Oh … oke. Kalau gitu jalan saja, yuk?” Melvin ikut berdiri. Sambil membawa botol air mineral yang masih terisi setengah, pria itu berjalan cepat mengejar sang teman. “Hei … ada perkembangan soal permintaan Rama sama Ivan?” Sultan melirik sang teman sambil berdecak. “Aku tidak berniat melepas hal retail eksklusif ku.” “Sialan. Aku sudah menduga. Mereka jelas tidak akan bisa jalan dengan 15 persen.” Sultan