“Nak Sultan, ada apa? Apa terjadi sesuatu pada Kansa?” tanya Sumi. Wanita itu menatap cemas sang menantu. Membuat yang ditatap menelan saliva. Sultan berusaha untuk tetap tenang, sekalipun sebenarnya perasaannya semakin kacau. Rasa marah, sekaligus khawatir membuat pria itu menahan susah payah emosi yang mulai menggeliat. Sultan berdehem, membersihkan kerongkongan sebelum membelah kedua bibir kecoklatannya. “Tidak. Um, kebetulan saya ada urusan di dekat sini, jadi saya … mampir.” Sultan dan kebohongannya. “Oh … Ibu kira ada masalah dengan Kansa." Sumi menghembus napas lega. "Ayo, masuk dulu. Ibu buatkan minuman.” Sumi langsung berbalik. Wanita itu berjalan masuk ke dalam rumah. Sultan tertegun di tempatnya. Sepasang mata pria itu tidak melepas tubuh yang masih bergerak di depan sana. T