Bab 43.

1519 Kata

Sultan menahan amarah. Menatap emak-emak berdaster penjual lele penyet itu dengan rahang berkedut. Belum tahu perempuan ini siapa dirinya. Sultan Adinata Atmadja. Cucu konglomerat Pramu Atmadja. Apa perempuan ini tidak pernah membaca majalah bisnis sampai berani membentak dirinya, bahkan memintanya untuk melakukan apa tadi? Cuci piring? “Apa lihat-lihat? Gaya aja mentereng. Pakai mobil bagus. Ternyata cuma sopir.” “A-a-pa?” Mata Sultan membesar. Dia disebut sopir. Kurang ajar. “Kenapa? Tidak terima? Mau apa? Kalau bukan sopir, sini bayar. Uang 60 ribu saja tidak punya, bergaya. Mana … sini 60 ribu.” Penjual makanan itu menggantung telapak tangan ke depan, meminta uang dari pelanggan yang datang maunya cuma numpang makan. Ternyata tidak punya uang. Sultan menghentak keras karbondioksi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN