Bab 22.

2077 Kata

Kansa sedang bersama ibunya. Berbaring di atas pangkuan sang ibu sambil memeluk perut wanita tersebut. Air matanya mengalir. Ia baru saja mengadukan perlakuan suaminya padanya. “Kamu yang sabar ya, Nduk … Kansa. Ingatkan suamimu pelan-pelan. Ajak dia ke jalan yang benar. Jangan langsung marah, karena marah tidak akan menyelesaikan masalah.” “Ingat, Nak. Seorang laki-laki punya ego tinggi sebagai kepala keluarga. Jadi kita harus sabar. Ingetinnya pelan, jangan menyinggung perasaannya.” “Tapi, Bu. Bang Sultan sudah nyakitin Kansa. Dia maksa Kansa.” “Apa dia pernah maksa kamu waktu dia sadar?” Kansa diam. Sekalipun kebencian terlihat jelas dari perilaku Sultan, tapi memang sejauh ini pria itu belum pernah memaksanya saat sadar. Malam itu hampir, tapi akhirnya Sultan melepaskannya. “Kamu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN