“Kamu … Kansa?” tanya Surya mewakili Melvin. Pria itu menyusuri penampilan perempuan muda yang berdiri di depan meja. Tubuhnya tertutup rapat dengan kemeja kebesaran serta rok klok panjang. Kepalanya tertutup jilbab yang menjulur hingga menutup d*da. Semua berwarna hitam. “Iya.” Kansa menelan saliva susah payah. Gadis itu mengalihkan pandangan mata pada Sultan. Mengedip kala menyadari tatapan pria itu terarah padanya. “Syukurlah. Ya sudah. Kami akan bantu bawa Sultan keluar. Kamu bisa membawanya pulang. Dia sudah mabuk berat.” Melvin dan Surya beranjak dari tempat duduk kemudian masing-masing menarik sebelah tangan Sultan. Melingkarkan tangan ke bahu mereka lalu berjalan meninggalkan sofa. Kansa mengikuti di belakang. Sesekali bola mata Kansa bergerak ke kanan-kiri. Menahan ringisan me