Aku masuk kamar, kubiarkan Papa dan anak masih bercerita di luar. Bunyi ponsel mengejutkanku yang hampir terlelap. Pesan dari orang itu lagi. Gambar yang dikirimnya kali ini membuat duniaku seperti berhenti berputar. Nura memeluk mesra Mas Ilham dari depan, di sebuah ruangan. Kembali dilema melanda, seperti tidak berujung. Air mata meleleh bersama rasa panas dalam d**a. [Tidak usah menunggu hari Minggu. Bagaimana kalau besok saja kita bertemu.] Aku mengirim pesan pada nomor itu. Aku tidak sabar jika harus menunggu dua hari lagi. Tidak menunggu lama, pesan langsung di balasnya. [Baiklah. Kutunggu jam sembilan pagi, di kafe yang kusebutkan kemarin.] Rasa kantukku hilang seketika. Emosi telah menguasai d**a. Foto-foto sebelumnya meski menyakiti, tapi tidak sedalam ini. Kali ini mereka s