Part 25 Pertemuan

939 Kata

Ayah. "Wa'alaikumsalam," jawabku sambil berdiri. Kemudian keluar lewat samping etalase. "Ayah," panggilku lantas menyalami dan memeluknya. Kami menangis haru. "Ayah, sama siapa?" tanyaku melihat ke luar. Ada mobil putih terparkir di seberang jalan. Ada seorang remaja laki-laki yang melihat kami dari balik kaca mobil yang terbuka. "Kenapa enggak diajak turun?" tanyaku sambil mengajak Ayah duduk di bangku depan etalase roti. "Ayah enggak lama. Ayah cuma kangen sama kamu. Tadi pas lewat, Ayah melihatmu di toko, makanya langsung putar balik dan mampir." Aku mengangguk, Ayah memang tinggal jauh di luar provinsi. Terakhir bertemu saat hari pernikahanku. Bahkan setelah itu kami jarang berkomunikasi lagi. Waktu kelahiran Syifa saja aku meneleponnya. Istrinya yang tidak mau diajak bersilatur

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN