Part 60 Cemas

1280 Kata

"Ma, adeknya boleh dicium, enggak?" tanya Syifa sambil memperhatikan adeknya yang tidur di box bayi. Dia baru dijemput papanya habis Maghrib ini dari rumah Ibu. "Boleh," jawabku sambil tersenyum. Aku hendak berdiri dari dudukku, tapi Mas Ilham menahan. "Biar Mas saja yang gendong." Mas Ilham mengendong putranya untuk di dekatkan dengan sang kakak. Mereka bertiga duduk di sofa depan brankar. Syifa mencium adeknya berkali-kali. Mengelus pipi kemerahan itu dengan gemas. Membuat bayi yang masih merah dalam bedong itu terusik. Kepalanya bergerak-gerak tapi tidak terbangun. "Adek namanya siapa, Pa?" "Abian." "Abian?" "Iya, bagus, 'kan?" jawab Mas Ilham sambil memandang putrinya. Abian Aarav Bagaskara, nama yang kami berikan untuk pangeran kecil kami. Syifa mengangguk senang. Aku melihat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN