Part 48 Serpihan Kaca 1

1142 Kata

Dulu ucapan cintanya bagaikan borgol yang membelenggu hatiku. Namun sekarang, terlalu hambar saat kudengar lagi. Dia hanya ingin memenangkan hatiku yang telah terluka parah. Sepanjang liburan ini keceriaan tampil menghiasi wajahnya yang rupawan. Mas Ilham bahagia. Bisa menikmati quality time yang jarang kami punya. Kulepas hijab dan menggantungnya di hanger yang tergantung di tembok samping. "Sini!" Dia menepuk lengannya. Aku mendekati dan berbaring seperti hari-hari kemarin. "Anak-anak sudah tidur?" "Ya." Kami baru saja pulang dari menemani anak-anak bermain. Pulang ke penginapan kelelahan dan tidur setelah makan siang. Di luar kabut mulai turun dan menebarkan hawa dingin menusuk hingga ke tulang. Mataku mulai memejam. "Ngantuk, ya?" tanya Mas Ilham sambil mengusap pipiku. "Engg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN