Part 21 Ancaman

1003 Kata

Malam itu aku kembali pergi ke rumah Ibu. Pas kebetulan Vi sedang menelepon. Ibu mertua yang baik ini paham bagaimana perasaan menantunya. Diberikan ponsel padaku. Sayangnya Vi tidak mau memberitahu keberadaannya. Dia benar-benar menutup diri dan ingin sendirian. Andai dia memberitahu, malam ini juga aku berangkat menyusulnya. Aku berdiri, meninggalkan Syifa yang sedang belajar mewarnai. Aku duduk di kursi teras. "Kenapa nomernya tidak aktif, Mas sudah menelepon berkali-kali." "Nomerku yang kemarin sudah enggak aku aktifkan. Aku takut orang itu akan mengirimkan gambar yang lebih parah lagi, makanya buru-buru aku nonaktifkan saja." "Mas tidak pernah melakukan hubungan intim yang kamu khawatirkan itu, Vi. Mas memang salah karena telah menyakitimu. Tapi sumpah, Mas ...." "Apa Mas beran

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN