Vi Ananda's POV "Ayo, makan dulu, Mas. Habis ini minum obat. Obat maagnya tadi udah di minum, 'kan?" kataku pada Mas Ilham sambil membawakan semangkuk bubur hangat dari dapur. Kusentuh keningnya, tidak sepanas kemarin. "Iya, lima belas menit yang lalu." Sudah tiga hari ini makan bubur. Dia demam dan tensinya sempat drop kemarin. Kesibukan mengurus kerjaan, stres yang berlebihan membuatnya kelelahan. Dokter menyarankan agar istirahat total dalam waktu seminggu ini. Mangkuk kuletakkan di nakas. Lalu mengambil termogun di laci, hasil di sana menunjukkan angka 37°C. "Mas boleh makan nasi, nggak?" tanya Mas Ilham sambil duduk. Mungkin dia bosan makan bubur terus. "Boleh, sih. Tapi perut Mas rasanya gimana?" Aku memandangnya. Sengaja tidak kuberi makan nasi karena maagnya sempat kambuh ju