Shaka sigap menangkap Zivaa yang hendak melompat menyerang Salsa, memeluknya meski perempuan itu memberontak marah. "Lepas! Aku mau hajar dia!" jerit Zivaa. "Sayang, tenang dulu!" ucap Shaka. Salsa tertawa terbahak-bahak, sepertinya dia puas sekali melihat Zivaa mengamuk seperti itu. Dia merasa di atas angin saat ini, apalagi Zivaa saat ini terlihat pucat dan berantakan, hanya memakai daster dan rambutnya tergerai acak-acakan. "Sebaiknya kamu pergi dari sini, Salsa. Percuma kamu mau ngomong apapun!" gertak Shaka. "Lepas, Mas! Aku mau tampar dia!" geram Zivaa, dia sudah habis kesabaran melihat tingkah menjijikan Salsa yang masih saja keukeuh merebut Shaka darinya. Salsa mendengus sinis, dia lalu mengeluarkan selembar kertas dari dalam tas mahalnya. "Aku punya bukti, usia kandunganku