Arsy mengerjap mendengar ucapan Aqlan dan memiringkan kepalanya menatap pemuda itu. "Kakak?" ucapnya bingung, lalu menatap ibu dan neneknya. "Bunda adopsi dia dari mana?" Sontak saja ketiga orang dewasa itu merapatkan bibirnya menahan tawa, mendengar celetukan bocah itu. "Astaga, maaf!" desah Zivaa sambil buru-buru memutar menghampiri Arsy, sementara Aqlan malah terlihat menutup mulut menahan tawanya. "Arsy, dari mana kamu tau kata itu?" tanya Zivaa tak habis pikir dengan anaknya. "Dari teman-teman, katanya aku juga anak adopsi, makanya enggak punya ayah!" jawabnya. Senyum di wajah ketiganya pun seketika lenyap, termasuk Aqlan. "Kakak enggak punya ayah juga? Makanya diadopsi sama Bunda, ya? Kasihan!" kata Arsy seraya menepuk-nepuk puncak kepala Aqlan yang diam membeku di hadapann